Sunday, November 23, 2014

Penerapan Total Quality Management Pada Produksi Kertas



Penyajian dan Penganalisisan Data




Tabel 1 : Kriteria cacat kertas dari bulan Januari-Mei 2014

Tabel diatas menunjukan kriteria cacat pada produksi kertas mulai bulan Januari hingga Mei 2014. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan jenis-jenis kegagalan yang sering terjadi dalam kurun waktu pengamatan. Kriteria tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 kriteria cacat yaitu hasil cetakan kotor, warna cetakan kurang cerah, huruf cetakan kurang jelas, cetakan kurang simetris, terjadi kerutan kertas dan potongan kertas tidak rapi. Dari total 227.233 lembar kertas yang diproduksi, ada 6.119 lembar kertas yang mengalami gagal produksi. Setiap bulannya  kriteria cacat yang ada mengalami penaikan dan penurunan.  Penaikan dan penurunan ini bersifat relatif stabil setiap bualannya. 

Berdasarkan data diatas pada bulan Januari dari 48.390 kertas yang diproduksi terdapat 1.590 kertas yang mengalami kerusakan atau cacat. Kriteria cacat cetakan kotor terjadi sebanyak 197 lembar. Pada warna cetakan kurang cerah terjadi sebanyak 256 lembar. Kegagalan ini merupakan yang paling dominan di bulan Januari. Selanjutnya pada huruf cetakan kurang jelas terjadi 242 lembar sedangkan gambar cetakan kurang jelas sebanyak  238 lembar. Cetakan yang kurang simetris juga menjadi masalah yaitu terjadi sebanyak 249 lembar. Kemudian ada 169 lembar kertas yang mengalami kerutan. Kriteria cacat ini merupakan yang terkecil dalam bulan ini. Dan kriteria terakhir adalah potongan kertas kurang rapi yaitu terjadi pada  239 lembar kertas.
Dibulan berikutnya tingkat kegagalan mulai menurun. Dari 42.078 lembar yang diproduksi, ada 1.278 lembar kertas gagal produksi. Pada bulan Febuari ini, Kriteria cacat cetakan kotor terjadi berkurang sehingga menjadi 170 lembar. Kesalahan lainnya juga berkurang seperti kesalahan pada warna cetakan yang kurang juga berkurang menjadi 228 lembar. Kriteria cacat seperti huruf cetakan kurang jelas dan kurang simetris tidak jauh berbeda yaitu 218 lembar dan 215 lembar. Sedangkan untuk cetakan yang kurang jelas masih cukup tinggi yaitu 221 lembar. Pada bulan febuari cacat terbanyak masih terjadi pada kriteria warna cetakan kurang cerah. Jika di bandingkan dengan data bulan januari, pada bulan Febuari semua kriteria cacat mengalami penurunan.
Pada bulan Maret kriteria cacat paling dominan terjadi pada kriteria gambar cetakan kurang jelas. Sedangkan yang paling sedikit  masih tetap seperti bulan-bulan sebelumnya yaitu kriteria kerutan kertas. Di bulan maret Kriteria cacat kembali mengalami peningkatan sehingga kriteria  cacat cetakan kotor terjadi sebanyak 173 lembar. Pada warna cetakan kurang cerah terjadi sebanyak 220 lembar. Selanjutnya pada huruf cetakan kurang jelas terjadi 225 lembar. Pada gambar cetakan kurang jelas sebanyak  231 lembar. Cetakan yang kurang simetris terjadi sebanyak 230 lembar. Adanya kerutan kertas terjadi pada 115 lembar kertas. Dan kriteria terakhir adalah potongan kertas kurang rapi yaitu terjadi pada  123 lembar kertas.  Sehingga di bulan ini ada 1.317 lembar kertas yang gagal dari 43.313 lembar.
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, bulan April  semua kriteria mengalami  peningkatan. Ada 1.496 lembar kertas yang gagal sehingga kriteria cacat  kembali didominasi oleh warna cetakan kurang cerah yaitu sebanyak 246 lembar. Sedangkan kriteria terendah masih tetap pada kerutan kertas yaitu 138 kertas. Di bulan April kriteria  cacat cetakan kotor terjadi sebanyak 204  lembar. Huruf cetakan kurang jelas terjadi 238 lembar. Pada gambar cetakan kurang jelas sebanyak  230 lembar. Cetakan yang kurang simetris terjadi sebanyak 242 lembar. Dan kriteria terakhir adalah potongan kertas kurang rapi yaitu terjadi pada  198 lembar kertas.
Di akhir penelitian pada bulan Mei dari 47.338 lembar yang diproduksi terdapat 1.438 lembar mengalami cacat produksi. Apabila dibandingkan dengan sebelumnya, tingkat kegagalan mengalami penurunan. Kriteria cacat cetakan kotor terjadi sebanyak 206  lembar. Pada warna cetakan kurang cerah terjadi sebanyak 237 lembar. Selanjutnya pada huruf cetakan kurang jelas terjadi 240 lembar. Pada gambar cetakan kurang jelas sebanyak  242 lembar. Cetakan yang kurang simetris terjadi sebanyak 246 lembar. Adanya kerutan kertas terjadi pada 149  lembar kertas. Dan kriteria terakhir adalah potoangan kertas kurang rapi yaitu terjadi pada  118 lembar kertas. Dibulan ini cacat produk yang terjadi kembali mengalami sedikit penuruan dari bulan sebelumnya.
Dari hasil pengamatan selama bulan Januari hingga Mei dapat disimpulkan perusahaan ini mengalami peningkatan dan penurunan produksi produk cacat. Kriteria paling dominan  terjadi pada kriteria warna cetakan yang kurang cerah yaitu sebanyak 1.187 lembar. Disusul kriteria kedua tertinggi yaitu cetakan kurang simetris sebanyak 1.182 lembar. Sedangkan yang sedikit terjadi adalah kertas yang mengalami kerutan yaitu 681 kertas. Sementara itu, kriteria cacat huruf cetakan kurang jelas dan gambar cetakan kurang jelas memiliki angka yang tidak jauh berbeda yaitu 1.163 dan 1.162. Selain itu untuk tiga kriteria terendah lainnya yaitu potongan kertas tidak rapi dan hasil cetakan kotor yaitu sebanyak 794 dan 960 lembar.
Sistem manajemen kualitas sangat penting untuk diterapkan. Sistem ini mengatur suatu proses produksi sehingga mendapatkan hasil akhir dengan memiliki kualitas terbaik. Pada bulan Januari hingga Mei perubahan angka kegagalan produksi relatif stabil. Hal ini menunjukan bahwa, penerapan sistem manajemen kualitas belum sepenuhnya berjalan maksimal. Dapat dilihat dari bulan januari sampai dengan Mei terdapat tujuh kriteria cacat yang tidak mengalami penurunan yang berarti.
Menurut teori Sistem manajemen kualitas, manajemen yang buruk berakibat fatal bagi proses produksi. Sebanyak 1.590 lembar kertas dari 48.390 kertas pada awal bulan Januari mengalami kegagalan. Kegagalan ini merupakan yang terbesar selama 5 bulan ini. Kegagalan ini dipicu karena belum maksimalnya penerapan manajemen kualitas perusahaan. Manajemen kualitas perusahaan ini baru saja diterapkan sehingga pekerja masih cukup baru dan belum terbiasa dengan keadaan yang ada.
Pendekatan ilmiah dalam sistem manajemen kualitas yang salah menimbulkan permasalahan. Berdasarkan penerapan Total quality management, pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan serta pemecahan masalah. Dalam kasus ini warna cetakan kurang cerah dan cetakan yang tidak simetris menjadi masalah yang serius dalam produksi kertas. Kegagalan sebanyak 1.187 lembar  dan 1.182 ini terus mengalami peningkatan padahal sistem manajemen mutu telah diterapkan. Angka ini menjadikannya sebagai kegagalan yang paling mendominasi.
Faktor penyebab tingginya kegagalan kriteria cacat warna cetakan kurang cerah dan cetakan kurang simetris adalah pemimpin yang tidak berkompeten. Dilihat dari teori kempemimpinan sistem manajemen mutu, pemimpin dituntut untuk meletakan pandangannya kedepan, manajer dituntut untuk merealisasikan visi tersebut. Memimpin berarti menciptakan dimamika organisasi yang kondusif agar para anggota mau dan berkomitmen terhaadap tujuan organisasi. Melakukan manajemen berarti menata, mengarahkan serta mengendalikan para anggota secara sistematis agar tujuan tercapai. Dengan demikian pemimpin yang baik dapat mengurangi angka kegagalan produksi.
Penerapan sistem manajemen dibulan Febuari berhasil diterapkan. Namun pada bulan Febuari hampir semua kriteria mengalami penurunan sehingga jumlah total kegagalan hanya sekitar 1.278 lembar jauh dari bulan sebelumnya dan bulan – bulan berikutnya. Hal ini berarti sistem manajemen kualitas telah berhasil menekan angka kegagalan. Dengan menekan angka kegagalan ini produsen bisa meningkatkan penjualannya. Selain itu, produk yang bebas cacat bawaan dari pabrik membuat konsumen merasa puas.
Berdasarkan total quality management salah satu faktor kegagalan produk terletak pada mesinnya. Pada pembuatan kertas ini  Set-up mesin terlalu cepat. Sehingga mengakibatkan proses penggulungan kertas tidak optimal, akibat dari kurang tepatnya set-up mesin, khususnya pada bagian penggulung.  Set-up mesin yang dilakukan adalah 450-500 meter/menit. Hal ini akan berakibat terjadinya cacat keriput sebanyak 681 kertas karena hal tersebut di atas dengan semakin cepatnya mesin penggulung berputar, maka semakin tinggi pula tingkat kerusakan atau kecacatan pada produk kertas, meskipun jumlah produk yang dihasilkan lebih banyak.
Hal ini berlaku juga pada proses pengeringan jika terlalu cepat mesin dijalankan maka proses pengeringan bahan baku tidak akan maksimal dan akan berpengaruh terhadap terjadinya cacat pada proses penggulungan. Cara pengendaliannya adalah dengan menurunkan set-up mesin dari 450-500 meter/menit menjadi 400-450 meter/menit. Sehingga dengan set-up mesin yang baru kejadian ini tidak terulang. Pendekatan ini berhasil dilakukan terbukti kegagalan pada kerutan dan potongan kertas merupakan kegagalan yang paling sediit terjadi.
Puncak kegagalan produksi yaitu pada bulan April. Kegagalan terus meningkat dan mencapai titik puncaknya yaitu sebanyak 1.493. Kondisi ini memberi pengertian bahwa penerapan sistem manajemen kualitas kembali mengalami penurunan. Padahal pada bulan-bulan ini seharusnya penerapan manajemen kualitas sudah berlangsung lama. Penurunan ini menyebabkan tingkat permintaan terhadap kertas menurun. Konsumen merasa kecewa dan tidak puas terhadap hasil kertas yang dihasilkan perusahaan ini.
Penerapan manajemen kualitas dalam produksi kertas memudahkan produsen mengetahui faktor penyebab kegagalan produksi. Dalam kasus ini warna cetakan yang kurang cerah dan hasil 940 lembar cetakan kotor disebabkan karena tinta yang digunakan tidak memenuhi standar perusahaan. Selain karena tinta, penyebab lainya adalah karena tempat penyimpanan kertas yang telah jadi tidak sesuai dengan suhu yang ditetapkan perusahaan.  Suhu yang seharusnya yaitu sesuai dengan suhu kamar. Apabila terlallu tinggi, maka kertas akan memudar dan kehilangan kecerhannya. Akibatnya sejumlah kertas gagal untuk dipasarkan.
Cara terbaik dalam memenangkan persaingan global adalah dengan menghasilkan produk atau jasa dengan kualitas terbaik. Karena kualitas yang baik dapat dengan mudah memenangkan persaingan. Konsumen akan selalu terpaku terhadap suatu konsep kualitas. Dalam produksi ini  sebanyak 7.119 lembar kertas dari 227.233 kertas yang diproduksi mengalami kegagalan. Angka ini masih cukup tinggi mengingat kualitas adalah penentu keberhasilan.
Kualitas terbaik diperoleh dari perbaikan terus menerus, salah satunya adalah dengan menekan tingkat kecacatan pada proses produksinya. Hal ini diharapkan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan perusahaan dalam mengeluarkan produknya. Karena apabila dilihat dari faktor internal perusahaan adanya produk cacat ini akan mengakibatkan kerugian yang besar pada perusahaan yaitu dengan bertambahnya ongkos produksi. Dan jika dilihat dari faktor eksternal jika suatu perusahaan  mengeluarkan produk cacat pada konsumen maka akan mengakibatkan  kerugian berupa hilangnya kerpercayaan atau kurangnya daya beli konsumen terhadap produk yang di produksi oleh perusahaan.
Kegagalan suatu produk dapat terjadi karena pekerjanya yang tidak terlatih. Dalam sistem pengendalian mutu terdapat metode yang dapat dilakukan untuk memperbaiki tingkat kegagalan suatu produk.salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan terhadapat pekerjanya . Pelatihan ini berfungsi untuk meningkatkan produktivitas mereka sehingga meminimumkan kesalahan yang terjadi pada saat mencetak kertas. Pelatihan ini dapat dilakukan dengan mendatangkan seorang ahli yang mampu mengajar dan menuntun para pekerja. Selain melakukan pelatihan, untuk mengurangi kegagalan dalam produksi dapat dilakukan dengan mengadakan evaluasi dalam jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menyeleksi pekerja-pekerja yang memiliki tingkat produktivitas yang rendah sehingga dapat diketahui mana saja pekerja yang menyebabkan kegagalan ini terjadi.
Kegagalan produksi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan TQM, pengendalian kualitas berati usaha untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen. Pengendalian kualitas manajemen memungkinkan untuk membangun mutu di setiap langkah proses produksi demi menghasilkan produk yang 100%bebas cacat. Berbeda dengan perusahaan yang tidak memperhatikan pengendalian kualitas dalam produknya. Perusahaan itu akan kesulitan bersaing karena produknya tidak memiliki nilai tambah. Bahkan  produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan karena ada cacat yang terjadi.
Selain itu pengendalian mutu memungkinkan perusahaan menemukan kesalahan atau kegagalan sebelum akhirnya berubah menjadi musibah bagi perusahaan. Salah satunya dengan mengidentifikasi permasalah yang terjadi seperti diagram batang seperti diatas. Pengendalian mutu  juga memungkinkan desain produk mengikuti keinginan pelangggan secara efisien sehingga produknya selalu dibuat sesuai dengan pilihan pelanggan.
 

Total Quality Managemet



KAJIAN SISTEM MANAJEMEN KUALITAS PRODUK (TOTAL QUALITY MANAGEMENT) KRITERIA CACAT KERTAS



Kajian Teori Total Quality Management
Dewasa ini, perkembangan pemikiran manajemen di sekolah dan perguruan tinggi diarahkan pada sistem manajemen yang disebut TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu. Sesuai pendapat Suarnadi (2003:10), TQM merupakan gabungan beberapa proses yang saling berekelanjutan baik dalam proses produksi maupun pelayanan untuk mendapakan kepuasan konsumen yang maksimal.
Pengertian TQM  dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM itu dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya. Total Quality Management berarti suatu proses untuk menghasilkan produk terbaik agar dapat memenangkan persaingan dipasar. Untuk mencapai tujuan tersebut TQM berusaha mencari alternatif desain sistem dengan mengadakan prinsip perbaikan yang berkelanjutan. Dengan demikian, suatu manajemen perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa dengan memiliki nilai tambah yang tinggi dan dapat memenangkan persaingan.
Dari dua pengertian ini TQM memiliki peran penting dalam menghasilkan suatu produk. TQM merancang segala sesuatu dalam proses produksi demi menghasilkan barang dengan kualitas yang tinggi.  Kualitas merupakan indikator sebuah perusahaan itu memiliki manajemen yang baik. Kualitas tidak hanya bergantung pada penilaian konsumen, namun perusahaan harus mengenal kualitas produknya. Manajemen perusahaan perlu memperhatikan setiap tahapan dalam proses produksi agar outputnya baik dan tercapai tujuan perusahaan yaitu kepuasaan pelangan.
Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management) menurut pendapat Gaspersz (1997:5) dapat didefinisikan sebagai suatu cara menghasilkan kualitas terbaik melalui tahapan-tahapan untuk tercapainya kepuasan konsumen. Kepuasaan ini dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang minimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perusahaan harus mampu mengkombinasikan semua unsur yang ada.
Dasar pemikiran TQM yakni, bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas terbaik. Kualitas dapat tercapai melalui penerapan TQM yang baik dan benar. Perusahaan perlu melakukan pengembangan terhadap perkembangan kualitas sesuai dengan tuntutan konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan dengan prinsip perbaikan yang berkelanjutan atau sistem PDCA. Sistem ini membantu meningkatkan produktivitas suatu perusahaan agar tercapainya customer satisfaction.
Mengapa inti bisnis dalam era globalisasi yang akan datang harus berfokus pada kualitas? Karena kualitas dalam era globalisasi telah menjadi harapan dan keinginan semua orang khususnya pelanggan. Oleh karena itu, para pelaku bisnis dan produsen harus terus berusaha mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas sejalan dengan trend globalisasi. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan menerapkan sistem Total Quality Management. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat bersaing di pasar dan dikalangan masyrakat.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan).

Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction)dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “ (Kid Sadgrove, 1995).

Manajemen mutu berfokus pada kualitas produk dan layanan yang ditawarkan oleh organisasi serta sarana yang berkualitas dapat tercapai. Perusahaan akan terus meningkatkan kualitasnya agar tercapai kepuasaan pelangan. Peningkatan kualitas diupayakan benar dalam percobaan pertama. Namun hal itu terdengar mustahil mengingat kualitas bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu perlu diadakannya perbaikan yang berkesinambungan. Dengan demikian mutu suatu produk dapat terpenuhi.
TQM adalah proses yang membantu organisasi meningkatkan produk mereka layanan dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah atau ketika perubahan diperlukan peningkatan kualitas memainkan peran penting dalam menungkatkan produktivitas. Sebelum manajemen mutu dapat dilaksanakan pemimpin organisasi harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa kualitas yang baik.  Mereka juga harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan lebih mampu untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan layanan dan evaluasi.
Dari ketiga pengertian diatas dapat diamati persamaannya yaitu, dengan menerapkan prinsip mutu dari TQM yaitu fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total dari seluruh karyawan maka akan dapat meningkatkan kualitas dari output yaitu produk atau jasa yang dihasilkan yang dapat memberikan kepuasan pada pelanggan/konsumen. Sehingga dengan sendirinya konsumen akan mau untuk kembali membeli produk yang ditawarkan dan akan membentuk loyalitas pelanggan. Total quality management juga mengedepankan konsumen sebagai prioritas utamanya dalam mencapai tujuannya. Selain itu, TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi berusaha dan berorientasi pada kepuasaan pelangan dengan melibatkan seluruh anggota karyawan.
Melihat berbagai pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan TQM adalah salah satu bentuk pendekatan modern untuk meningkatkan kualitas. Pendekatan kualitas dapat dilakukan dengan cara perbaikan berkesinambungan. TQM mempersyaratkan integrasi dari berbagai faktor yang perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah pelanggan, kepemimpinan, tim, prosedur, dan struktur.

Monday, November 10, 2014

Hillsong Worship - No Other Name album (2014)

No Other Name

The album’s standout songs include the title track, ‘No Other Name’, which captures Hillsong Church’s current season of building on the foundations of the past three decades and 'pioneering again’, whilst continuing to lift up the One it all began with, Jesus. ‘This I Believe’ is a modern day expression of the statements of belief outlined in the ancient Apostles’ Creed. These are foundational truths that have unified Christians across the globe for centuries and continue to do so today.

More than just songs, our prayer is that the album would give voice to individuals and churches across the earth, unifying them in a declaration of worship that is lifted to and for no other name but Jesus.


download :  http://www.4shared.com/rar/9dqn6IrHba/Hillsong_Worship_-_No_Other_Na.html

Saturday, November 8, 2014

Laporan Kunjungan Industri [Pabrik Yakult]



Yakult
PROFIL PERUSAHAAN
A.      Nama Perusahaan         : PT YAKULT INDONESIA PERSADA
Alamat Perusahaan        : Plaza PP Lt. 7, Jl. TB. Simatupang No. 57 Jakarta 13760, Indonesia.

B.      Pabrik 1:
Kawasan Industri Indolakto. Desa Pasawahan,
Cicurug Sukabumi, Jawa Barat 43359.
Telp/Fax                       : Tel. (62-21) 87782138, 0266-733130/Fax. (62-21) 87782138
Email                            : pr-sci@yakult.co.id
Berdiri                           : 2 Februari 1990
Beroperasi                     : 1 April 1997
Produk                          : Susu kultur (minuman susu fermentasi)
Merek Produk                : Yakult
Produksi                       : Januari 1991
Status                           : PMA 100 %. Yakult Honsha Co. Ltd (Japan)
Luas Tanah                   : 50.000 m2
Luas Bangunan              : 12.925 m2
Kapasitas Produksi        : 3.300.000 botol/hari

C.     Pabrik 2 (yang dikunjungi)
Ngoro Industri Persada Blok CC-1, Mojokerto, Jawa Timur.
Telp/Fax                       : (0321) -6815692/Fax. (0321) – 6815588
Diresmikan                    : 21 April 2014
Produk                          : Susu kultur (minuman susu fermentasi)
Merek Produk                : Yakult
Luas Tanah                   : ±52.000 m2
Luas Bangunan              : ±9458,78 m2
Kapasitas Produksi        : 1.200.000 botol/hari



VISI, MISI, DAN TUJUAN PERUSAHAAN

1.       Moto Produk                  : Cintai Ususmu, Minum Yakult Setiap Hari
2.       Visi Perusahaan            : Mengekplorasi kemungkinan pemanfaatan bakteri berguna untuk meningkatkan kesehatan manusia.
3.       Misi Perusahaan            : Sebagai Pelopor Prebiotik minuman Yakult yang sehat yang membantu dalam menjaga usus
4.       Tujuan Perusahaan        :
-          Meraih profit dan benefit perusahaan dengan menjadi pelopor Probiotik minuman sehat untuk keluarga dengan mengoptimumkan untuk pemeliharaan usus, melalui tenaga kerja dan karyawan yang memiliki komitmen terhadapperusahaan dan lingkungan.
-          Memberikan komitmen kepada konsumen untuk tetap mempertahankan misi tersebut dengan mengintegrasikan semua aspek perusahaan.
5.       Sasaran                        : Semua lapisan masyarakat

SEJARAH
Pada tahun 1930, Dr Minoru Shirota, pendiri perusahaan Yakult, berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakeri asam laktat dan memilih satu jenis bakteri yang paling tahan terhadap cairan pencernaan seperti asam lambung dan cairan empedu sehingga bisa sampai ke usus halus dalam keadaan hidup. Dia kemudian menjadi orang pertama yang berhasil memperkuat dan budaya strain lactobacillus, yang sekarang dikenal sebagai Lactobasilus Casei Shirota Strai. Lactobasilus sendiri berarti batang, sedangkan Casei berati keju dan Shirota Strain adalah penemunya. Dr Shirota, bersama dengan relawan kemudian mengembangkan sebuah produk minuman yang diberi nama Yakult.  
Pusat penelitian Yakult didirikan ada tahun 1967. Terdapat 300 tenaga ahli yang melakukan penelitian tentang manfaat bakteri yang menguntungkan bagi manusia. Pusat penelitian ini bernama Yakult Central Institute for Microbiological Researh yang berlokasi di Jepang.

PENERAPAN 5 MATA KULIAH Teknik Industri
1.       Manajemen pemasaran dan Sistem distribusi dan transformasi
Yakult memiliki masa kadarluasa hanya 40 hari sejak diproses dari pabrik. Ini membuat produk yang ada dipasar adalah produk yang segar dan baik. Oleh karena itu Yakult menangani sendiri  proses penditribusiannya. Ada 2 jenis sistem distribusi yakult yaitu Sistem Direct Sales dan Sistem Yakult Lady.
a.       Sistem direct sales 
Sistem ini digunakan untuk mendistribusikan Yakult ke toko-toko, supermarket, koperasi,kantin dan lain-lain. Distribusi dilakukan menggunakan mobil berpendingin. Sampai Mei 2007, PT. Yakult Indonesia Persada mempunyai 37 (tigapuluh tujuh) cabang atau TKU (tempat kegiatan usaha) yang melayani outlet outlet yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan & Sulawesi.
b.       Sistem Yakult Lady
Melalui sistem ini Yakult didistribusikan oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat dilingkungan tempat tinggal mereka. Ketika melayani masyarakat, Yakult Lady juga melakukan propaganda yang berisi tentang penjelasan mengenai manfaat Yakult. Saat ini PT. Yakult Indonesia Persada memiliki kurang lebih 1100 Yakult Lady yang tersebar di 93 center-center di seluruh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Cilegon, Bandung, Purwakarta, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bali dan Palembang.

2.       Green Supply Chain / Teknologi dan Lingkungan
Yakult memiliki cara tersendiri dalam mengelolah limbah cairnya. Yakult ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan membangun sistem pengolahan air limbah dengan menggunakan teknologi yang diciptakan oleh Yakult Jepang. Sistem ini menggunakan botol Yakult bekas tanpa dasar yang di kumpulkan menjadi satu dalam tangki pengolahan limbah dimana kemudian beragam mikroorganisme yang ada dalam botol Yakult menempati bagian dalam dan luar botol Yakult tersebut. Mikroorganisme ini mengurai dan mengolah zat-zat organik yang membuat keruh air sehingga menghasilkan air jernih.

3.       Perencanaan dan pengendalian proses produksi
PT Yakult menghasilkan produk dalam volume tinggi tetapi variasi rendah. Strategi proses yang dipilih adalah fokus pada produk. PT Yakult hanya memiliki satu jenis produk. Selain itu juga, peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua sudah terstandarisasi. Hal ini terbukti dengan adanya Standar Operasional Prosedur kerja bagi karyawan perusahaan.
Penanganan persediaan bahan baku merupakan salah satu masalah bagi PT Yakult sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk penanganan agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku. Sistem akuntansi persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting untuk penanganan masalah ini. Penerapan sistem persediaan bahan baku membuat perusahaan mendapatkan manfaat yang besar yaitu adanya keteraturan penyediaan bahan baku sehingga tanggung jawab lebih terkontrol.
Untuk membuat Yakut ada beberapa tahap yang harus dilewati. Berikut adalah proses pembuatan Yakult berdasarkan urutan ruangnnya.

1)       Ruang pembibitan
Proses pembibitan ini dilakukann secara manual. Saat pembibitan susu bubuk disteril sehingga warnanya berubah menjadi coklat. Kemudian suhunya didinginkan dan dimasukkan ke tempat penampungan  besar dan didiamkan selama satu hari (fermentasi). Selama proses fermentasi  gula mengalami proses HTST (High Temperature Short Time), dan susu mengalami proses UHT (Ultra High Temperature). Waktu penampungan saat fermentasi ialah tujuh hari dengan suhu 37oC.

2)       Ruang pelarutan
Diruang ini susu bubuk skim dan glukosa di larutkan dan di strerilkan kemudian di kirim ketangki Kultur.

3)       Ruang pengkulturan  bakteri
Di tangki ini bibit L.Casei Shirota Strain dikulturkan untuk mendapatkan jumlah bakteri yang ditentukan dan merupakan ciri khas dari Yakult yaitu sekitar 6,5 Miliyar.
Satu tangki di ruangan ini mampu menampung sekitar 1800 Liter. Tangki ini terlebih dahulu disterilkan dan kemudian di masukkan Susu bubuk + glukosa + bibit yang sudah difermentasi tadi. Kemudian tangki ini difermentasi lagi selama 1 minggu dengan suhu tangki sekitar 37oC. Tujuannya adalah untuk mendapatkan asam Yakult (asam laktat).Hasil fermentasi ini akan berupa susu gumpalan oleh karena itu harus dihaluskan terlebih dahulu dengan ditambahkan sirup dan sukrosa + air.

4)       Ruang pencampuran
Di ruang ini  terdapat tangki dengan kapasitas 32.00 Liter. Tangki ini digunakan untuk menyatukan/mencampur semua bahan yang diatas tadi seperti  kultur bakteri L.casei + susu bubuk + glukosa + sirup dan larutan steril sehingga menjadi Yakult  konsetrat. Seperti yang telah dijelaskan, hasil pencampuran ini menghasilkan susu yang menggumpal oleh karena itu di tank ini hasil pencampuran tadi akan ditambahkan air agar menjadi cair.

5)       Mesin pembuat botol
Untuk menjaga kehigienitasnya, maka proses pembuatan botol dilakukan sendiri oleh Yakult Indonesia. Mesin pencetak botol ini mampu mencetak 1100 botol/jam dengan menggunakan bahan baku Polistirena resin berkualitas tinggi. Pembuatan ini menggunakan sistem Injection Blowmoulding. Setelah jadi botol ini akan dikirim ke tempat penampungan botol dengan menggunakan angin yang telah disterilkan.

6)       Tangki penampung botol
Tangki berbahan stenlis steel ini memiliki kapasitas 555.000 botol. Tangki ini berhubungan dengan mesin penangkap botol.

7)       Mesin penangkap botol
Mesin ini berfungsi untuk mendirikan botol-botol yang berjalan diatas konveier. Selain itu di mesin ini botol-botol yang telah di produksi tadi dibersihkan dari debu yang menempel.

8)       Pembotolan
Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll. Botol Yakult di tutup degan sistem hampa udara menggunakan aluminium foil. Semua proses ini dilakukan secara otomatis. Dalam sekali produksi, mesin ini mampu menghasilkan 45.000 botol.

9)       Mesin pengemasan
Mesin ini mengemas 5 botol Yakult menjadi 1 pack multi dan selanjutnya di pack 10 pack multi sehingga satu kemasan berisi 50 botol.
Ada 2 jenis warna kemasan Yakult. Biru untuk sistem distribusi Yakult Lady yaitu dari rumah ke rumah, sedangkan yang Putih untuk sistem direct sales seperti penjualan ke toko atau swalayan.

10)   Mesin pembawa Pallet
Mesin ini membawa pallet kosong dari ruang pembersihan palet ke ruang packing. Mesin ini mampu menampung 10.000 botol yakult yang siap dibawa ke Cold Room.

11)    Cold room
Diruangan ini Yakult di simpan terpisah berdasarkan warna Packingnya. Yakult menerapkan sistem FIFO yaitu First in First out. Ruangan yang bersuhu 5oC  ini mampu menyimpan 2.700.000 botol.

12)    Delivery
Cara pengiriman Yakult menggunakan mobil yang dilengkapi pendingin. Yakult ini kemudian dikirim ke berbagai cabang di seluruh Indonesia.

13)    Ruang kendali mutu
Di ruangan ini akan dilakukan sampling dari hasil produk Yakult tadi. Hal ini bertujuan untuk pengecekan mutu dan keamanan. Di ruangan ini juga dilakukan pengujian dan pengendalian mutu yang dilakukan mulai dari pemilihan bahan baku selama proses berlangsung sampai pada berakhirnya masa kadaluwasa Yakult.

14)    Ruang kendali mutu Mikrobiologi
Di ruangan ini mikrobiologi diuji sesuai dengan standar Yakult.
Apabila semua pengecekan kualitas mutu telah sesuai dengan standar yang di inginkan, maka produk Yakult siap dipasarkan.

4.       Ergonomi Industri
Ada 2 aspek ergonomi yang diterapkan di perusahaan Yakult yaitu pada kemasan dan pekerjanya.

a)       Penerapan aspek ergonomi  ditinjau dari kemasan Yakult.
 Pengemas produk Yakult berupa wadah gelas (botol) dengan leher sempit. Pemilihan bentuk botol seperti itu bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi Yakult. Botol Yakult ini terbuat dari plastik, yang ringan, aman, dan mudah didaur ulang. Jenis plastik yang digunakan untuk membuat botol produk yaitu PS (Polistirena resin). Jenis plastik ini aman untuk sekali pakai dan menunjukkan warna alami yang dimiliki produk. Polistirena pada kemasan yakult ini sangat cocok untuk mengemas bahan yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak. 
Setiap lima botol (produk yakult) dikemas dalam 1 pack dengan menggunakan plastic jenis polietilen. Selanjutnya dari lima botol tersebut akan di pak lagi menjadi 50 botol. Botol yakult ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang tidak resealable untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka. Ini meminimalkan risiko kontaminasi.
Pada label kemasan terdapat informasi tentang nama produk, daftar bahan baku, berat bersih, nama dan alamat produsen, keterangan halal, waktu kadaluwarsa dan informasi penting dari Yakult sendiri.
Berdasarkan analisa terhadap kemasan produk yakult, ternyata ada beberapa kelemahan yaitu tidak adanya suara konsumen pada kemasan botol. Namun adanya pada kemasan plastic 1 pack. Sehingga ini menjadi kesulitan bagi konsumen yang membeli secara eceran. Namun, dari segi kenampakan, baik bentuk maupun warna sudah relative bagus. Bentuk botol ergonomis karena dalam desainnya memperhatikan cara minum konsumen. Sedangkan warna dari kemasan yaitu dominan putih transparan dengan tulisan huruf berwarna merah. Sehingga sangat eye catching dan sangat kontras dengan warna dasar botol. Selain itu mempermudah konsumen dalam membaca informasi yang ada pada badan botol yakult sehingga konsumen dapat menggunakan produk ini dengan aman nyaman dan sehat, sesuai dengan aspek ergonomi itu sendiri.
b)       Penerapan aspek ergonomis  ditinjau dari para pekerja.
Pekerja di pabrik Yakult belum cukup ergonomi. Ada beberapa pekerja yang sudah sesuai dengan aspek ergonomi namun juga ada yang belum. Apabila dilihat dari tata letak mesin dan pekerjanya sudah aman dan nyaman. Satu buah mesin terdapat 3-4 pekerja yang duduk berjejeran untuk mengamati botol-botol Yakult yang berjalan. Namun ada 2 pekerja  dibagian pembotolan yang berdiri disamping sebuah mesin. Mereka berugas untuk mengantikan dan mengontrol ketersediaan botol kosong dan tutup aluminium foil. Pekerja tersebut tidak merasakan nyaman karena harus berdiri dalam waktu yang lama. Selain itu, hanya ada seorang pekerja dibagian penyusunan botol ke pallet, ia harus berdiri cukup lama untuk menyusun botol-botol yang jumlahnya ratusan keatas pallet.
5.       Manajemen kualitas
Pengendalian mutu merupakan pengawasan terhadap kualitas yang dilakukan pada setiap tahap proses pembuatan produk, mulai dari tahap bahan baku yang datang sampai dengan produk jadi yang siap untuk dikonsumsi. Pengawasan mutu PT Yakult dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.       Pengawasan mutu bahan baku
Untuk melakukan inspeksi terhadap barang yang datang sebelum disimpan sementara di gudang atau sebelum dipakai proses produksi. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau bahan baku yang masuk apakah sesuai dengan spec yang distandarkan. Karena biasanya bahan baku yang masuk jumlahnya banyak maka yang dapat dilakukan pemeriksaan adalah dengan sampling. Sampling dilakukan dengan tingkat kepercayaan tergantung pada keadaan bahan baku.

2.       Pengawasan mutu selama proses produksi
Pengawasan mutu selama proses produksi dilakukan oleh Quality Control Process yaitu melakukan sistem pengendalian mutu proses produksi secara harian dan melakukan analisa organoleptik, bahan baku, bahan dalam proses dan barang jadi pada proses produksi serta melaksanakan pengendalian mutu harian. Pengawasan mutu selama proses dimaksudkan untuk mengawasi dan mengendalikan system pengendalian mutu terhadap proses produksi sehingga dihasilkan produk yang berkualitas dan memenuhi standar mutu.

3.       Pengawasan mutu barang jadi
Pengawasan mutu barang jadi atau akhir dilakukan oleh Quality Control Finished good, yaitu melaksanakan system pengendalian mutu produk akhir dan memonitoring penyimpanan barang jadi di gudang dan melakukan pemeriksaan kualitas organoleptik selama disimpan.